Hana Karuna |
Setiap orang mempunyai cita-cita.
Cita-cita sangat menentukan arah hidup kita. Cita-cita merupakan salah
satu unsur paling penting yang membentuk masa depan dan karakter kita.
Dari kecil, kita akan ditanya apakah yang menjadi cita-cita kita dan
anak-anak akan didorong untuk mempunyai cita-cita yang besar seperti
menjadi doktor, pilot atau insinyur. Rata-rata orang mau menjadi orang
yang berhasil dan dikenal. Demi mencapai cita-cita, banyak yang bekerja
keras di dunia yang penuh saingan dengan menghalalkan segala cara untuk
bisa sampai ke puncak.
Para murid Yesus, tidak terkecuali.
Sekalipun telah meninggalkan dunia dan mengikuti Yesus, mereka belum
menanggalkan keinginan untuk menjadi besar. Hanya saja sekarang mereka
beraspirasi untuk menjadi besar di dalam Kerajaan Allah. Mereka
mempertengkarkan hal itu sesama mereka (Mrk.9:34), menanyakannya secara
langsung kepada Yesus (Mat.18:1), dan ketika tidak terbendung lagi,
tidak malu-malu memintanya secara langsung kepada Yesus (Mrk.10:35-37).
Apakah Yesus marah dengan cita-cita mereka ini? Ternyata tidak. Yesus
tidak pernah menunjukkan kemarahan tetapi malah memberikan kunci
bagaimana untuk dapat menjadi besar di Kerajaan Allah kepada mereka.
Apa Kunci pada Kebesaran?
Apakah jalan atau kunci untuk menjadi
besar? Keahlian, talenta dan kualitas apa yang dibutuhkan untuk kita
menjadi besar? Apakah dengan membaca Alkitab sepuluh pasal setiap hari
dan berdoa beberapa kali sehari? Tentu saja membaca Alkitab dan berdoa
setiap hari merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan rohani.
Namun, menurut Yesus apakah itu jalan menuju kebesaran?
Siapa saja yang
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan
siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia
menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan
bagi banyak orang. (Mat 20:26-28)
Dengan menjadi Pelayan
Jawaban Yesus sangatlah tidak diduga.
Rahasia untuk menjadi besar itu sama sekali tidak mengesankan. Yesus
memberitahu para muridnya bahwa cara untuk mencapai kebesaran di dalam
Kerajaan Allah adalah dengan menjadi pelayan dan melayani.
Adakah orang di dunia ini yang
bercita-cita untuk menjadi seorang hamba atau pelayan? Itulah hal
terakhir yang ingin kita lakukan. Dan Yesus memberitahu kita bahwa untuk
menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Allah adalah dengan menjadi
pelayan.
Menjadi seorang pelayan adalah pekerjaan
yang sama sekali tidak membutuhkan keahlian. Tidak memerlukan talenta
maupun bakat luarbiasa. Tidak perlu pendidikan tinggi dan pelatihan
profesional. Untuk menjadi seorang guru, dokter, insinyur dan manajer
kita perlu bersusah payah belajar sampai ke tingkat perguruan tinggi.
Namun apakah yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang pelayan?
Menjadi seorang hamba itu sebetulnya
sangatlah mudah. Kita tidak membutuhkan keahlian apa pun. Tidak perlu
keterampilan apa pun. Kita semua punya kesempatan untuk menjadi seorang
pelayan. Tidak semua dari kita mempunyai kesempatan untuk menjadi
Presiden atau Dokter. Tidak semua mempunyai kesempatan untuk berkhotbah,
memimpin pujian, bermain musik atau memegang jabatan tinggi di gereja.
Namun hal yang cukup spektakuler adalah kita semua mempunyai kesempatan
untuk menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Allah. Peluang ini terbuka
untuk kita semua. Siapa pun bisa menjadi yang terbesar di dalam
Kerajaan Surga. Menjadi terbesar di dalam Kerajaan Surga tidak berada di
luar jangkauan kita.
Namun apa yang menghadang kita dari
menjadi yang terbesar? Yang menghadang kita adalah keinginan kita untuk
menjadi somebody. Kita semua ingin menjadi sesuatu. Di dunia ini, siapa
pun yang berada di dalam posisi pelayan ingin keluar dari posisi itu.
Kebanyakan pelayan berada di posisi itu karena terpaksa. Tetapi ajaran
Yesus adalah kalau kamu mau menjadi yang terbesar kamu harus menjadi
yang pelayan.
Melayani Sesama, bukan Allah!
Kalau kebesaran itu kita capai dengan
melayani Allah, hal ini masih tidak menjadi masalah. Namun perhatikan
apa yang dikatakan oleh Yesus – “Siapa saja yang ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.”
Kita akan menjadi besar hanya jika kita
melayani sesama, bukannya Allah. Sebagai hamba Allah, kita seringkali
merasa besar karena bos kita adalah Allah, Pencipta langit dan bumi.
Namun kalau kita adalah “pelayanmu”, artinya sangatlah berbeda. Ini
berarti, kita bukan siapa-siapa yang harus melayani orang lain yang bisa
saja di mata kita bukan siapa-siapa atau malah berada di bawah kita!
Kebanyakan orang tidak mempunyai masalah untuk melayani Allah, tetapi,
apakah kita rela menjadi pelayan bagi sesama? Kita dengan bangga
menyebut diri sebagai “hamba Allah” atau “hamba Kristus”, tetapi adakah
yang memperkenalkan dirinya sebagai “hambamu”?
Sesungguhnya kita tidak akan pernah
secara langsung dapat melayani Allah yang tidak kelihatan itu. Oleh
karena itu, setiap pelayanan kita kepada Allah adalah kepada sesama.
Dengan kata lain, kita hanya melayani Allah dengan melayani sesama
manusia.
Lalu, siapa yang paling besar di antara
kita? Orang yang paling banyak melayani. Pelayan yang paling besar
adalah yang paling besar di antara kita. Di mata Allah, yang paling
besar adalah yang melayani lewati tindakan sebagai seorang pelayan, hal
yang justru tidak ingin dilakukan oleh orang ‘besar’. Yang paling besar
adalah yang paling banyak melayani, yakni seorang hamba.
Apa sifat seorang pelayan sejati?
Pelayan sejati adalah orang yang berada di posisi yang paling bawah. Dia
tahu dia bukan siapa-siapa dan karena itu tidak mudah tersinggung.
Ketika dimarahi dia juga tidak bereaksi. Tugasnya hanya melayani. Itulah
ciri seorang hamba/pelayan. Tidak banyak keluhan atau berbantah-bantah.
Pelayan yang baik juga tidak menuntut untuk dihargai. Dia hanya
mengharapkan yang terbaik untuk orang yang dilayaninya.
Saat Melayani Kita Paling Serupa dengan Kristus
Hal yang ketiga adalah, waktu kita
melayani, kita paling serupa dengan Kristus. Karena Anak Manusia tidak
datang untuk dilayani tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa
bagi banyak orang. Jadi di saat kita menjadi pelayan bagi sesama, adalah
saat kita paling serupa dengan Yesus. Karena Yesus, walaupun adalah
sang Mesias, telah merendahkan dirinya untuk melayani, dan justru karena
ini Allah mengangkatnya setinggi-tingginya.
Jadi, tangkaplah dengan baik konsep ini.
Di dalam kerajaan Allah, jalan ke atas adalah jalan ke bawah. The way
up is the way down. Tentu saja, ke atas itu adalah tindakan dari Allah
sendiri. Allah yang mengangkat kita ke atas. Di bagian kita, kita hanya
perlu turun ke bawah untuk diangkat ke atas. Di dalam kehidupan Anda,
jika Anda membutuhkan campurtangan Allah dalam kehidupan Anda, jika Anda
perlu Allah untuk mengangkat Anda di saat Anda sedang sangat terpuruk,
Anda hanya perlu merendahkan diri Anda. Pikirkanlah bagaimana untuk
melayani, bagaimana hidup Anda dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dan
Anda akan mulai merasakan bahwa Allah akan campur tangan dalam
kehidupan Anda dan mengangkat Anda.
Sudah sangat jelas, apa kuncinya untuk
menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Allah. Dan hal ini sama sekali
tidak berada di luar jangkauan kita. Pertanyaannya hanya satu: Apakah
kita rela? Apakah kita mau? Apakah kita mau melepaskan kepentingan
pribadi dan memberikan perhatian kepada kepentingan Allah. Apakah kita
ingin menjadi seorang pelayan?
Sumber: Cahaya Pengharapan Ministries www.cahayapengharapan.org
0 komentar:
Posting Komentar