oleh Samwise WK
Saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri suatu konferensi di
Kota Kinabalu, Sabah. Di malam hari, ketika saya berdiam diri, saya
memandang ke luar jendela dan melihat langit begitu luas terbentang,
begitu mengagumkan. Di saat yang bersamaan saya melihat betapa kecilnya
diri saya. Rasa kagum akan kebesaran kasih Tuhan begitu meliputi saya.
Siapakah saya di dunia ini? Sebelum ini hidup saya tanpa tujuan dan saya
tidak punya apa-apa untuk dimegahkan tetapi Tuhan begitu mengasihi saya.
Rasa syukur membanjiri hati saya saat saya merenungkan apa yang telah
Tuhan kerjakan di dalam hidup saya dan keluarga saya. Allah memang maha
pengasih dan penyayang.
Setelah konferensi selesai saya berkesempatan
mendaki Gunung Kinabalu, gunung yang tertinggi di Asia Tenggara.
Pendakian gunung bagi seorang amatir seperti saya sangat penuh
tantangan. Saat saya mulai mendaki saya teringat bahwa pendakian ini
ibarat perjalanan hidup seorang Kristen. Saya masih ingat pemimpin saya
pernah berkata kepada saya bahwa kehidupan seorang Kristen adalah
seperti mendaki gunung, bukan sesuatu yang mudah bahkan cenderung
menjadi susah.
Sebelum memulai pendakian, saya telah berkata
kepada diri saya sendiri bahwa saya akan mencoba semampu saya untuk
mengakhiri apa yang saya mulai - betapapun susahnya pendakian
ini akan saya selesaikan. Pada waktu itu, saya berdoa kepada Tuhan agar
membantu saya untuk sampai ke puncak. Saya mengibaratkan pendakian
Gunung Kinabalu ini seperti saya harus menyelesaikan perjalanan saya di
dunia ini sebagai seorang Kristen. Saya mau mengakhirinya dengan baik.
Kami mendaki dan terus mendaki. Diperlukan ketekunan
dan tekad yang luar biasa untuk tidak menyerah walaupun secara fisik
sepertinya saya sudah tidak kuat lagi. Dan akhirnya kami sampai ke
puncak Gunung Kinabalu. Perasaannya begitu luar biasa, saya sama sekali tidak
terpikir bahwa akhirnya saya akan berhasil dan dapat berdiri di situ.
Pengalaman ini sangat bersifat simbolis bagi saya
karena hal ini mengingatkan saya bahwa apa yang saya mulai untuk Yesus,
perlu saya akhiri. Pada waktu itu saya membuat perjanjian dengan Tuhan
bahwa saya akan terus berjalan bersama Dia, mengasihi dan melayani Dia
tidak kira dalam keadaan apa pun. Saya berikrar kepada Tuhan untuk
menjadi terang yang bersinar bagi kemuliaan-Nya di dunia ini sekalipun
perjalanan pasti tidak mudah akan sangat penuh dengan tantangan.
Semoga kita semua juga akan bertekad untuk
mengakhiri apa yang kita mulai. Semoga dengan kuasa-Nya dan komitmen
kita, kita akan belajar untuk semakin menjadi seperti-Nya - dalam hal
kesetiaan, kasih dan kemurahan; belajar untuk setia kepada sesama,
saling mempercayai dan mengasihi sesama karena itulah kehendak-Nya bagi
kita.
Sumber: Cahaya Pengharapan Ministries www.cahayapengharapan.org
0 komentar:
Posting Komentar