Hi! Nama saya Wee Khee. Saya
menyerahkan hidup saya kepada Yesus pada tahun 1996 dan memberikan diri
untuk melayani Tuhan sepenuh waktu pada tahun 1999.
Saya memulai
kehidupan Kristen saya dengan penuh semangat dan sangat antusias sekali.
Akan tetapi dengan berjalannya waktu, saya merasakan energi spiritual
saya semakin terkuras, utamanya setelah masuk ke dalam pelayanan purna
waktu. Saya merasakan seolah-olah saya hanya memberi, memberi dan terus
memberi. Sukacita dan semangat berapi-api yang saya miliki pada awal
kehidupan Kristen saya juga semakin berkurang.
Pada suatu
malam, saya membaca sebuah artikel di buletin yang menulis tentang dua
jenis orang Kristen, yaitu orang Kristen yang digambarkan sebagai orang
Kristen 'Daun" dan orang Kristen 'Akar'.
Kristen Daun
Orang Kristen 'Daun' memiliki
ciri-ciri berikut:
- Yang terlihat dari sebuah pohon adalah daunnya. Daun-daun yang banyak dan lebat selalunya membuat orang-orang merasa kagum. Orang Kristen 'Daun' di mata orang lain, adalah seorang Kristen yang baik-baik dan sering menerima pujian karena ia memang memiliki kemampuan untuk berbuat banyak hal bagi Tuhan.
- Sangat sibuk dengan pelbagai kegiatan agamawi, misalnya penginjilan, menghadiri persekutuan dan lain-lain kegiatan agamawi, tetapi semuanya dilakukan sebagai suatu rutinitas saja. Ia sudah kehilangan rasa kagum dan takjub akan hal-hal dari Tuhan.
- Ia tidak mempunyai waktu untuk menjalin hubungan dengan Tuhan, bukan karena ia tidak mau tetapi karena waktunya begitu tersita untuk melakukan hal-hal bagi Tuhan sampai ia secara tanpa sadar telah mengabaikan Tuhan itu sendiri.
- Orang Kristen Daun sangat prihatin dengan segala peraturan dan pengaturan agamawi. Mereka bukannya sengaja mau menjadi begitu tetapi hal itu terjadi secara perlahan-lahan tanpa mereka menyadarinya. Tetapi karena orang Kristen Daun itu terlalu sibuk melakukan kegiatan religius, ia tidak menyadari bahwa ia telah mengabaikan Tuhan. Pikirnya pasti Tuhan senang karena ia berbuat begitu banyak untuk Tuhan.
Di pihak lain, orang Kristen Akar sangat berakar di dalam Allah. Ia selalu memprioritaskan waktunya bersama Allah dan meluangkan waktu yang cukup merenungkan firman-Nya. Yang paling utama dalam hidupnya adalah menjalin persahabatan dengan Allah. Ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan banyak hal untuk membuat dirinya terlihat penting. Bahkan ia cenderung untuk tidak memberitahu orang tentang hal-hal yang telah ia lakukan untuk Tuhan.
Saya merasa begitu tertuduh setelah
membaca artikel tersebut karena saya mendapatkan bahwa saya lebih mirip
seorang Kristen 'Daun' daripada seorang Kristen 'Akar'. Saya begitu
sibuk dengan pelayanan tetapi saya melakukan semua itu sebagai suatu
pekerjaan. Mungkin di balik benak saya, saya merasakan saya harus
kelihatan sibuk karena pikir saya itulah tanda seorang Kristen yang
baik.
Lewat pembacaan saya akan buku-buku
yang lain, saya semakin diyakinkan bahwa selama ini saya telah salah
arah. Tiba-tiba saya menyadari bahwa saya harus bermula sekali lagi
dengan dasar yang benar. Saya bukan saja harus bebas dari dosa, dari
keduniawian, dari keegoisan tetapi saya juga harus bebas dari
keagamawian. Yesus memberitahu kita bahwa jika Dia sudah membebaskan
kita, maka kita benar-benar bebas. Lalu saya harus benar-benar
introspeksi diri untuk melihat apakah saya sungguh-sungguh bebas atau
saya menjadi tawanan peraturan dan pengaturan keagamawian.
Apakah hidup saya dipimpin oleh Roh
Tuhan atau saya sebenarnya sedang hidup dipandu oleh tuntutan gereja,
pelayanan atau apa yang orang harapkan dari saya?
Akar merupakan bagian pohon yang
tidak kelihatan, tetapi akarlah yang menunjang dan merupakan bagian yang
memberi hidup kepada seluruh pohon itu. Kesembunyian (hiddeness)
merupakan ciri utama akar. Semakin ia tertanam dalam ke dalam tanah,
semakin ia dapat memberkati pohon itu.
Pertanyaan yang harus saya tanyakan
adalah apakah saya meluangkan waktu yang cukup di kamar hati saya yang
tersembunyi untuk berakar dan bertumbuh dengan berinteraksi dengan
Tuhan, atau saya malah sibuk melakukan hal-hal untuk terlihat penting
dan sibuk di mata orang?
Saya kira tidak mudah untuk menjadi
orang Kristen 'Akar' tetapi lewat kasih karunia Tuhan kita dapat
berusaha ke arah itu. Dan jika benar-benar berakar di dalam Tuhan, maka
kita tidak akan pernah mengalami kegersangan rohani dan merasa bosan
dengan kehidupan Kristiani kita. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Ia
telah membuka mata saya tentang hal ini.
Semoga sharing ini dapat membuat
Saudara turut mengintrospeksi diri untuk melihat apakah Saudara orang
Kristen "Daun" atau "Akar".
Sumber: Cahaya Pengharapan Ministries www.cahayapengharapan.org
0 komentar:
Posting Komentar