Baca: Efesus 4:17–32
Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan dengan serakah mengerjakan segala macam perbuatan cemar. (Efesus 4:19)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 7-8
Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan dengan serakah mengerjakan segala macam perbuatan cemar. (Efesus 4:19)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 7-8
Penggunaan energi nuklir sebagai sumber energi alternatif saat
ini masih memicu kontroversi yang sengit. Pihak yang mendukung
mengedepankan manfaat energi nuklir, antara lain untuk mengurangi polusi
udara karena emisi karbonnya rendah. Sebaliknya, pihak yang
menentangnya menyoroti bahaya radiasi nuklir bagi manusia dan
lingkungan. Ancaman bahaya semakin nyata bila manusia mengembangkan
program senjata nuklir. Energi nuklir, dengan demikian, benar-benar
harus dikelola secara hati-hati dan bijaksana.
Rasul Paulus juga mengingatkan orang percaya agar bersikap bijaksana dan berhati-hati dalam menjalani hidupnya. Kita dipanggil untuk hidup selayaknya manusia baru, manusia yang mengenal Allah dan bersekutu dengan Dia. Hidup sebagai manusia baru tak ayal mendatangkan berkat dan manfaat bagi sesama (ay. 28b, 29). Tetapi, sekalipun sudah diperbarui, kita masih dapat memilih untuk hidup dalam hawa nafsu dan keserakahan (ay. 19). Pilihan yang buruk ini pada akhirnya mendatangkan pertikaian, fitnah, dan berbagai tindak kejahatan (ay. 31). Sebuah gaya hidup yang tidak pantas bagi seorang manusia baru, bukan?
Bagaimana kita belajar untuk hidup secara bijaksana dan berhatihati? Dengan menyadari identitas kita sebagai manusia baru. Manusia baru bukanlah sumber bencana, melainkan sumber berkat bagi sesamanya. Izinkanlah Roh Kudus bekerja di dalam dan melalui kehidupan kita. Dia akan memampukan kita untuk mengasihi Allah dan sesama sebagaimana Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita.—JRT
Rasul Paulus juga mengingatkan orang percaya agar bersikap bijaksana dan berhati-hati dalam menjalani hidupnya. Kita dipanggil untuk hidup selayaknya manusia baru, manusia yang mengenal Allah dan bersekutu dengan Dia. Hidup sebagai manusia baru tak ayal mendatangkan berkat dan manfaat bagi sesama (ay. 28b, 29). Tetapi, sekalipun sudah diperbarui, kita masih dapat memilih untuk hidup dalam hawa nafsu dan keserakahan (ay. 19). Pilihan yang buruk ini pada akhirnya mendatangkan pertikaian, fitnah, dan berbagai tindak kejahatan (ay. 31). Sebuah gaya hidup yang tidak pantas bagi seorang manusia baru, bukan?
Bagaimana kita belajar untuk hidup secara bijaksana dan berhatihati? Dengan menyadari identitas kita sebagai manusia baru. Manusia baru bukanlah sumber bencana, melainkan sumber berkat bagi sesamanya. Izinkanlah Roh Kudus bekerja di dalam dan melalui kehidupan kita. Dia akan memampukan kita untuk mengasihi Allah dan sesama sebagaimana Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita.—JRT
KITA DIPANGGIL UNTUK MENJADI BERKAT DAN MEMELIHARA KEHIDUPAN
BUKAN UNTUK MENGHANCURKAN DAN MENDATANGKAN BENCANA
BUKAN UNTUK MENGHANCURKAN DAN MENDATANGKAN BENCANA
Sumber: [ Jarot Prihadi Nugroho ] -- www.renunganharian.net
0 komentar:
Posting Komentar